Pada
tahap ini, anak dapat menghadapi dan menyelesaikan tugas atau perbuatan
yang dapat membuahkan hasil, sehingga dunia psikosial anak menjadi semakin
kompleks. Anak sudah siap untuk meninggalkan rumah dan orang tuanya dalam waktu
terbatas, yaitu pada saat anak berada di sekolah. Melalui proses pendidikan
ini, anak belajar untuk bersaing (kompetitif), kooperatif dengan orang lain,
saling memberi dan menerima, setia kawan dan belajar peraturan – peraturan yang
berlaku. Dalam hal ini proses sosialisasi banyak terpengaruh oleh guru dan
teman sebaya. Identifikasi bukan lagi terhadap orang tua, melainkan terhadap
guru. Selain itu, anak tidak lagi bersifat egosentris, ia telah mempunyai jiwa
kompetitif sehingga dapat memilah apa yang baik bagi dirinya, mampu memecahkan
masalahnya sendiri dan mulai melakukan identifikasi terhadap tokoh tertentu
yang menarik perhatiannya. Berikut ini beberapa perkembangan psikososial pada
anak:
a. Perkembangan Anak bagian Pemahaman Diri
Pada
tahap ini, pemahaman diri atau konsep diri anak mengalami perubahan yang sangat
pesat. Ia lebih memahami dirinya melalui karakteristik internal daripada
melalui karakteristik eksternal.
b. Perkembangan Anak Pada Hubungan dengan Keluarga
Dalam
hal ini, orang tua merasakan pengontrolan dirinya terhadap tingkah laku anak
mereka berkurang dari waktu ke waktu dibandingkan dengan periode sebelumnya,
karena rata-rata anak menghabiskan waktunya di sekolah. Interaksi guru dan
teman sebaya di sekolah memberikan suatu peluang yang besar bagi anak-anak
untuk mengembangkan kemampuan kognitif dan ketrampilan sosial.
c. Perkembangan Anak Pada Hubungan dengan Teman Sebaya
Berinteraksi
dengan teman sebaya merupakan aktivitas yang banyak menyita waktu. Umumnya
mereka meluangkan waktu lebih dari 40% untuk berinteraksi dengan teman sebaya
dan terkadang terdapat duatu grup/kelompok. Anak tidak lagi puas bermain
sendirian dirumah. Hal ini karena anak mempunyai kenginan kuat untuk diterima
sebagai anggota kelompok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar